Hipnosis telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Sayangnya
hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Seiring waktu berjalan, hipnosis telah
diteliti secara ilmiah dan dipelajari semakin mendalam demi kebaikan umant
manusia.
Ormond McGill (1913-2005)
Ormond McGill dijuluki sebagai “The Dean Of American Stage
Hypnotist”. Ia telah menulis banyak buku, diantaranya adalah The Encyclopedia
Of Genuine Stage Hypnotism, yang dianggap sebagai “kitab suci”-nya para
hipnotis hiburan.
Sejak tahun 1947 hingga 1954, Ormond McGill dengan nama
samaran Dr.Zom, bersama istrinya yang bernama Delight, selalu melakukan
pertunjukan hipnosis hiburan keliling dunia. Ia sering pergi ke eropa, asia dan
Australia untuk menyajikan stage hypno. Sejak 1981 ia mengabdikan hidupnya
untuk mengajarkan hipnoterapi, hingga akhir hayatnya.
Dave Elman (1900-1967)
Dave Elman merupakan tokoh hipnosis yang memperkenalkan
berbagai teknik induksi cepat. Ia memiliki latar belakang sebagai hypnotist
entertainment, meski kemudian ia lebih memilih menjadi seorang musisi. Ia
bermain saxofon dan biola.
Pada 1948 ia berinisiatif untuk tampil lagi sebagai
hypnotist entertainment. Diluar dugaan, atraksi Dave Elman telah memikat hati
beberapa dokter yang hadir sebagai penonton saat itu. Kemudian para dokter
tersebut meminta Dave Elman mengajarkan hipnoterapi.
Milton H. Erickson (1901-1980)
Ericson merupakan seorang psikiater spesialisasi hipnoterapi
dan terapi keluarga. Ia adalah orang yang memperkenalkan induksi yang lebih
halus dari cara-cara induksi sebelumnya.
Sebelum Erickson, hipnosis selalu dilakukan dengan cara
otoritarian. Sedangkan Erickson lebih memilih untuk mengalihkan perhatian klien
untuk memasukkan induksi, atau induksi secara tidak langsung. Hingga ia menemukan
teknik-teknik yang dahsyat dan masih sering digunakan hingga saat ini, misalnya
dengan cara membingungkan pola pikiran sadar klien, atau dengan berjabat
tangan.
Igmund Freud (1856-1939)
Freud merupakan tokoh yg sangat dikenal pada bidang psikologi.
Ia adalah murid dari Charcot, kemudian ia juga belajar hipnosis dari Bernheim
dan Libeault.Setelah kembali ke negaranya, Wina, Freud mulai mengaplikasikan
hiposis menurut versinya. Ia menggabungkan teknik katarsis dengan hipnosis,
yang kemudian dikenal dengan istilah abreaksi.
Emile Coue (1875-1926)
Emile Coue merupakan seorang ahli farmasi. Ia menemukan
bahwa pujian yang diberikan pada obat akan mempengaruhi kesembuhan pasien.
Emile juga merupakan orang yang sangat berjasa dalam memperkenalkan otosugesti,
atau disebut dengan self hipnosis pada saat ini. Ia meyakini bahwa sugesti
dapat digunakan untuk hal-hal yang positif maupun negatif. Oleh karena itu, ia
memiliki sebuah ucapan self hipnosis yang sangat terkenal “Day by day, in every
way, I’m getting better and better”.
Piere Janet (1859-1947)
Janet adalah murid Charcot yang pada tahun 1889 menjabat
sebagai direktur laboratorium di klinik
Salpetriere.Ia adalah orang yang pertama mencetuskan istilah “subconcius” untuk
menjelaskan tentang “pikiran bawah sadar” yangkemudian menjadi istilah yang
sering digunakan dalam kajian psikologi. Hal-hal inilah yang kemudian
mempengaruhi Sigmund Freud dan Josef Breuer dalam kajian-kajiannya.
Jean Martin Charcot (1825-1893)
Charcot merupakan seorang neurology Prancis, sekaligus ia
pernah menjabat sebagai Kepala Klinik Salpetriere, sebuah rumah sakit jiwa di
Paris.
Charcot menemukan fenomena “disosiasi”. Istilah ini kemudian
digunakan hingga sekarang. Penjabaran singkat dari konsep disosiasi adalah
sebagai berikut : Fungsi-fungsi mental dalam hipnosis terkesan hilang, namun
sebenarnya hanya mengalami disosiasi (keterpisahan) dari kesadaran sehingga
untuk sementara berada diluar control pikiran sadar.
Ambroise Auguste Libeault
(1823-1904)
Pada awalnya ia menyamakan antara tidur biasa dengan tidur
dalam kondisi hipnosis. Hingga akhirnya ia menemukan bahwa hal yang membuat
seseorang tidur dalam kondisi hipnosis adalah sugesti verbal.Disamping itu,
dalam hal penyembuhan faktor yang utama adalah harapan. Hal ini akan membantu
meningkatkan sugestibilitas pasien.
James Braid (1795-1860)
James Braid adalah seorang dokter penganut mesmerisme yang
kemudian mencetuskan istilah hipnosis untuk pertama kali. Karena ia melihat
perbedaan antara tidur seperti biasa dan tidur dalam kondisi hipnosis.
Kata hipnosis berasal dari kata Hipnos yaitu nama dewa tidur
dalam mitologi yunani. Intilah ini kemudian menjadi popular dan menggantikan
istilah mesmerism atau magnetism.
James Braid kemudian melakukan penelitian tentang hipnosis
dan membuat pernyataan bahwa keberhasilan hipnosis sangat ditentukan oleh
sugesti yang diberikan. Bukan berdasarkan cairan misterius dalam tubuh manusia
atau aliran magnet, seperti dianut oleh mesmerisme.
James Esdaile (1808-1859)
Pada tahun 1845, ia berhasil melakukan eksperimen pada
sebuah rumah sakit. Sejak saat itu, ia menerapkan mesmerisme untuk pembedahan.
Disini Esdaile, berhasil melakukan ribuan operasi kecil dan sekitar 300 operasi
besar dengan menggunakan mesmerisme. Mengingat saat itu belum ditemukan obat
bius, sehingga resiko kematian cukup tinggi. Esdaile dengan menerapkan
mesmerisme telah menekan jumlah kematian akibat operasi. Dari 50% resiko
kematian, telah ditekan menjadi hanya 5%.
John Elliotson (1791-1868)
John Elliotson merupakan seorang dokter yang disegani di
London pada masa itu. Ia adalah orang yang pertama kali memperkenalkan
stetoskop di Inggris disamping ia juga menduduki jabatan penting di
Universitas. Elliotson adalah seorang dokter yang menerapkan mesmerisme pada praktik
pembedahannya. Ia pernah melakukan 1.834 operasi tanpa pasien merasakan rasa
sakit.
Marquis de Puysegur (1751-1825)
Setelah Mesmer meninggal dunia, salah satu pengikutnya yang
cukup berpengaruh adalah Marquis de Puysegur. Ia adalah anggota pasukan
altileri dan sudah belajar banyak tentang mesmerisme.
Hingga pada suatu ketika, ia kembali ke kampung halamannya
dan melakukan praktik. Puysegur memiliki pendapat bahwa batang, ranting dan
dahan pohon bisa membantu pasien untuk mengalirkan energi magnet ke dalam
tubuhnya. Oleh karena itu ia selalu mengobati para pasiennya di alam terbuka di
bawah pohon rindang. Puysegur adalah seorang mesmerisme yang mengemukakan
pertama kali istilah “somnabulism”, yang berarti tidur berjalan. Hal ini ia
temukan ketika menangani salah satu pasiennya bernama Victor, yang mampu
melakukan berbagai aktivitas yang berdeda, seakan memiliki kepribadian yg
berbeda-beda, ketika berada dalam kondisi trans.
Franz Anton Mesmer (1734 – 1815)
Lahir pada 23 Mei 1734, di dekat Danau Konstanz, Austria.
Sejak muda ia menjadi biarawan pada Ordo Yesuit di Dilingen, Jerman, dan
menaruh minat yang besar pada bidang fisika, matematika dan astronomi. Meski
demikian, akhirnya ia lebih memilih untuk belajar kedokteran di Universitas
Wina.
Pada 1763, Mesmer memperoleh kesarjanaan dengan tesis
berjudul “De Planetorium In Flux” yang berarti pengaruh planet-planet pada
tubuh manusia. Ia beranggapan bahwa dalam tubuh manusia terdapat cairan-cairan
misterius yang berasal dari bintang-bintang. Kemudian ia menyebut cairan itu
dengan istilah “animal gravitation” dan ia merevisi lagi menjadi “animal
magnetism”. Dalam hal ini, Mesmer meyakini bahwa cairan atau magnet tersebut
berada dalam alam semesta, termasuk manusia. Sehingga jika terjadi perubahan pada
komposisi cairan tersebut, maka akan muncul penyakit pada tubuh manusia.
Kemudian dengan dibantu oleh Maximilian Hell, seorang imam
Yesuit yang menjabat sebagai professor astronomi di Universitas Wina. Ia
membantu Mesmer dengan membuatkan magnet-magnet yang bentuknya mengikuti
bagian-bagian tubuh manusia. Magnet-magnet tersebut kemudian diuji coba pada
pasien-pasien Mesmer dengan cara melekatkannya pada perut dan kaki. Metode ini
akhirnya berhasil menyembuhkan beberapa pasien.
Lebih lanjut lagi Mesmer menemukan bahwa kesembuhan bisa
dicapai tenpa magnet. Ia meyakini bahwa tubuhnya sendiri sebagai healer, juga
bisa memancarkan magnet. Pada metode ini, terapi yang dilakukan adalah dengan
mengalirkan energi magnet melalui tangan. Sehingga Mesmer beranggapan bahwa
apapun yang disentuhnya juga dapat teraliri magnet ini.
Hipnosis Klasik
Hipnosis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan berasal
dari berbagai kebudayaan di seluruh penjuru dunia. Hipnosis pada masa itu
digunakan oleh para pemuka agama, tokoh masyarakat, ataupun dukun untuk tujuan
penyembuhan.
Pada jaman Mesir kuno, sekitar 2980-2900 SM, terdapat terapi
tidur yang dilakukan di kuil-kuil pada masa pemerintahan Faraoh Zoser.Pada
tahun 500 SM, di Yunani juga terdapat praktik penyembuhan di kuil-kuil
Eskulapian. Pada kuil ini terdapat ruangan-ruangan khusus untuk para pemuka
agama membacakan mantra pada pasien demi mencapai kesembuhan. Terkadang pemuka
agama juga membawa sikat dan kain lap untuk membersihkan tubuh pasien dari
kotoran dan dosa yang membuatnya menderita penyakit.
Di Cina, pada tahun 1600 SM, seorang tabib bernama Wong Tai,
yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kedokteran Cina, dikenal sangat piawai
melakukan penyembuhan dengan pembacaan mantra dan menumpangkan tangan pada para
pasiennya.
Di India, pada masa yang sama, para tabib yang disebut
dengan fakir, menyembuhkan para pasien dengan membantunya untuk dapat tidur
hingga dalam kondisi mirip dengan trans.
Di Inggris, seseorang bernama Edward the Confessor,
memperkenalkan “royal touch” atau sentuhan raja. Hal ini selanjutnya menjadi
budaya kerajaan bagi para raja untuk menyentuh rakyatnya yang sedang menderita
sakit.Royal touch kemudian diikuti oleh kalangan gereja. Sehingga para pemuka
gereja juga menyentuhkan tangannya pada orang yang sakit sambil membaca kitab
suci.
Sekarang Anda sudah mengetahui sejarah tentang hipnosis
klasik yang berasal dari berbagai budaya di penjuru dunia. Bagaimana dengan
bangsa Indonesia? Apakah Anda juga menemukan hal serupa dari budaya Indonesia?
Mungkin diantaranya masih dipertahankan hingga sekarang.
Bentuk-bentuk sentuhan, transfer energi, mantra-mantra dan lain-lain. Apa anda
pernah mengetahuinya?
Pada era hipnosis klasik ini semua bertumpu pada
keyakinan-keyakinan budaya di berbagai penjuru dunia. Hipnosis pada masa ini
sering disebut dengan transfer energi, magic, atau kadang bisa dibilang
klenik.Sebagian orang menganggap hipnosis klasik adalah bukan hipnosis.
Termasuk bentuk-bentuk klenik dan magic di Indonesia. Namun jika diperhatikan,
bentuk klenik dan magic di Indonesia memiliki kesamaan dengan hipnosis klasik
di berbagai penjuru dunia di masa lampau.Hipnosis klasik merupakan sebutan
untuk bentuk-bentuk hipnosis di masa lalu yang tidak dikaji dan dicatat secara
ilmiah. Selanjutnya era hipnosis modern yang ditandai dengan kajian ilmiah akan
dimulai dan ditandai oleh sebuah hipotesa dalam studi kedokteran.
Meski demikian, terdapat beberapa pasiennya tidak terkena
dampak dari magnet yang dialirkan melalui tangan Mesmer. Kemudian ia meminta
pasien tersebut untuk menunjukkan lebih besar untuk sembuh dan membiarkan
energi magnet memasuki tubuhnya.
Popularitas Mesmer semakin besar, hingga ia mulai kesulitan
untuk melakukan terapi secara personal, dan mulai melakukan terapi secara
berkelompok. Kemudian ia menciptakan sebuah tong yang berisi kaca dan kumparan.
Lalu para pasiennya diajak untuk duduk melingkari tong tersebut yang sudah
diberi energi magnet oleh Mesmer.
Seiring waktu popularitas Mesmer semakin meroket, dan
akhirnya memicu “kecemburuan” dari pihak-pihak lain. Hingga pada tahun 1784,
Raja Louis XVI membentuk sebuah komisi khusus untuk menyelidiki metode
penyembuhan yang dilakukan oleh Mesmer. Salah satu anggota komisi tersebut
adalah Benjamin Franklin, yaitu duta besar Amerika untuk Prancis saat itu.
Hasil investigasi komisi ini cenderung mendeskreditkan
Mesmer. Hal ini membuat Mesmer memutuskan untuk pindah ke Swiss. Di Swiss,
Mesmer banyak mendedikasikan hidupnya untuk mengobati orang-orang miskin.
Disamping pula banyak dokter perwakilan dari berbagai Negara yang datang ke
Swiss untuk berguru pada Mesmer. Hingga pada 5 Maret 1815, Mesmer menutup mata
untuk selamanya. Jasadnya dimakamkan di Meersburg.
Sumbangsih Mesmer sangat besar pada dunia pengobatan,
khususnya pada kajian hipnosis. Sehingga Mesmer dijuluki Bapak Hipnosis Modern.
Ia berhasil membawa kajian hipnosis klasik menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang
ilmiah. Meski pada ulasannya masih terdapat kaitan dengan magnet atau aliran
energi, namun Mesmer mengakui bahwa ketika pasien tidak memiliki minat yang
besar untuk sembuh dan menolak energi yang dialirkan, maka pasien tersebut
sulit untuk sembuh melalui aliran magnet dari tangan Mesmer. Hal tersebut
merupakan bukti besarnya peran keyakinan dan sugesti pada kesehatan. Meski istilah
tersebut tidak ia gunakan.
Metode yang digunakan Mesmer ini kemudian disebut dengan
sebutan Magnetisme atau aliran Mesmerisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar