Laman

Senin, 13 Februari 2012

Sejarah NLP (Neuro Language Programming)




John Grinder dan Richard Bandler

Berbagai sumber menyebutkan bahwa istilah dan konsep dasar Neuro-linguistic Programming (NLP) dikembangkan pertama kali oleh Richard Bandler dan John Grinder pada tahun 1970-an di bawah bimbingan Gregory Bateson, seorang antropolog yang juga dikenal sebagai ahli ilmu sosial, bahasa, dan cybernetic di University of California, Santa Cruz. Berawal dari sebuah studi yang mengkaji kehebatan para psikoterapis dalam menangani para pasiennya, NLP kemudian berkembang menjadi sebuah metodologi untuk mengidentifikasi aspek-aspek kunci perilaku manusia termasuk mengkaji berbagai pendekatan yang digunakan untuk dapat mengubah perilaku tersebut.

Kisahnya dimulai tahun 1970-an, ketika Richard Bandler diundang oleh Dr. Robert Spitzer, pemilik berbagai koleksi buku sains dan perilaku manusia, untuk menghadiri pelatihan-pelatihan yang dibawakan Fritz Perl, seorang psikiater dan penggagas terapi Gestalt, dan Virginia Satir, seorang psikoterapis terkenal yang menangani banyak kasus rumah tangga. Kehebatan Perl dan Satir dalam menciptakan perubahan signifikan kepada para pasiennya mendorong Bandler untuk mendalami lebih jauh gaya dan metode kedua tokoh tersebut. Spitzer yang melihat antusiasme Bandler tersebut akhirnya memberi kesempatan Bandler untuk menjadi asistennya dalam mengolah dan membuat transkrip pelatihan-pelatihan kedua tokoh tersebut menjadi buku. Bandler sempat membantu Spitzer menyunting buku “The Gestalt Approach” karya Perl  dan bersamaan dengan itu mendengar rekaman Perls saat menangani pasien-pasiennya yang kemudian diolah menjadi sebuah buku berjudul “Eye Witness to Therapy”.

Ketertarikan Bandler pada terapi Gestalt mendorong ia yang pada saat itu adalah mahasiswa di University of California, Santa Cruz memberanikan diri untuk mulai menjalankan Gestalt Therapy Workshop demi mengasah kemampuannya. Untuk lebih mempertajam analisisnya, Bandler kemudian mengundang asisten profesor linguistik Dr. John Grinder untuk menjadi pengamat dalam berbagai terapi Gestalt. Di sinilah awal interaksi intens antara Bandler dan Grinder. Grinder menggunakan pengetahuannya yang luas di bidang Transformational Grammar untuk mengkaji gaya Perls dengan “Gestalt Therapy”-nya dan kemudian gaya Virginia Satir yang terkenal dengan “Family Therapy”-nya.

Setelah melalui serangkaian pengamatan dan diskusi, Bandler dan Grinder akhirnya berkolaborasi menghasilkan berbagai karya. Karya-karya tersebut memuat berbagai teknik therapeutic dan penggunaan pola bahasa yang dapat memengaruhi pasien agar terjadi perubahan secara signifikan. Karya-karya tersebut dituangkan dalam beberapa buku, yaitu:

- The Stucture of Magic Volume I (1975)
- The Structur of Magic Volume II (1976)
- Changing with Families (ditulis bersama Satir tahun 1976)

Karya-karya tersebut mengusung sebuah konsep modeling yang kemudian dikenal sebagai meta-model, peletak dasar konsep awal dari NLP.

Konsep meta-model ini menarik perhatian seorang antropolog terkenal Gregory Bateson, yang kemudian mengantarkan Bandler dan Grinder kepada Milton Erickson yang telah dikenal sebagai salah satu peletak dasar hipnoterapi klinis dan juga dikenal sebagi hipnoterapis genius dengan gayanya yang khas.

Bandler dan Grinder sangat tertarik kepada Erickson secara pribadi maupun gaya terapinya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka segera melakukan modeling pendekatan erickson dalam menangani pasien-pasien selama lebih dari delapan belas bulan lamanya. Hasilnya dituangkan dalam berbagai karya yaitu:
- Patterns of The Hypnotic Techniques of Milton H. Erickson Volume I (1975)
- Patterns of The Hypnotic Techniques of Milton H. Erickson Volume II (1977)

Kedua karya tersebutlah yang menjadi dasar konsep Milton Model, sebuah konsep yang memungkinkan pasien mengalami perubahan secara klinis pada level unconscious atau somatic bukan hanya pada level kognitif.

Meta-model dan milton-model yang diilhami oleh kehebatan para terapis jenius inilah yang kemudian dibawakan oleh Bandler dan Grinder dalam berbagai lokakarya dan seminar dengan topik “Neuro-linguistic Programming” (NLP). Tak lama kemudian NLP menjadi sangat populer dikalangan psikoterapis. Kehebatan konsep NLP dalam mengubah perilaku manusia menuju excellency,  membuat NLP  dengan mudah menyebar juga ke kalangan praktisi bisnis, penjualan, dan bidang lainnya.

Bersamaan dengan popularitas NLP yang meningkat, muncullah grup pengembang di sekitar Bandler dan Grinder, beberapa diantaranya Leslie Cameron-Bandler, Judith DeLozier, Stephen Gilligan, Robert Dilts dan David Gordon. Mereka menyumbang kontribusi yang cukup signifikan dalam sejarah perkembangan NLP.  Berbagai seminar yang pernah dibawakan oleh Bandler dan Grinder pernah diterbitkan dalam bentuk buku oleh Steve Andreas dengan judul “Frogs into Princes” (1979).

By :Sydney Panjiagung

Pentingnya Waktu Berkualitas Untuk Yang Tercinta

 
Seorang ayah pulang kantor dlm keadaan lelah & penat. Ia menemukan anak lelakinya yg berumur 5 thn menyambutnya di depan pintu,

"Ayah, boleh aku tanya sesuatu?" kata anak.
"Tentu, nak, ada apa?" jawab ayah
"Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jam kerja ayah?" tanya anak
"Itu bukan urusanmu, nak. Kenapa kamu tanya itu?" kata ayah dengan sedikit kesal.
"Aku cuma mau tahu. Tolong beritahu aku ayah, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?" si kecil memohon.
"Baiklah, kalau kamu tetapi ingin mengetahuinya. Ayah dapat 30rb tiap jamnya" kata ayah
"Oh,," sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia dongakkan kepala, dan bertanya pada ayahnya,

"Ayah, boleh aku pinjm uang ayah 10 ribu?"
"meminjam uang dari ayah?! Untuk apa?! Untuk jajan sembarangan atau mau beli mainan?! Lebih baik kamu ke kamarmu, dan tidur!!!" Kata ayah dengan sedikit marah.
Si kecilpun pergi ke kamarnya dengan sedih dan menutup pintu. Sejam kemudian, ketika ayah mulai tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu kasar pada si kecil. Mungkn ada keinginan yang penting hingga anaknya minta uang 10rb darinya, toh ia tidak sering meminta uang.
Ayahpun beranjak ke kamar si kecil,
"Kamu sudah tidur, Nak?" ia bertanya.
"Belum, Yah, aku masih terjaga," jawab si kecil.
"Setelaah ayah pikir2, mungkin tadi ayah terlalu keras padamu" kata ayah.
"Hari ini ayah begitu sibuk dan lelah, dan maaf ayah melampiaskannya padamu, ini uang 10rb yang kamu minta"

Si kecilpun senang, tersenyum, dan berkata: "Oh, ayah, terima kasih."
lalu ia-pun mengeluarkan uang dari bawah bantalnya dan menghitungnya. Ayah menatap heran lalu bertanya:

"Kamu sudah punya uang, kenapa minta lagi sama ayah?"
"Aku hanya punya 20rb Ayah, jadi kurang 10rb untuk bisa membayar ayah,,"

Ayah semakin heran.

"Ini Ayah, aku mau bayar ayah 30rb untuk meminta waktu ayah besok satu jam saja untuk bisa makan dan main bersamaku"

Ayahpun meneteskan air mata, lalu memeluk si kecil,, "Maafkan ayah, nak, ayah terlalu sibuk dan tak pernah punya waktu untukmu, ayah memang jahat,,"
Si kecilpun mencium pipi ayahnya.

Harta yang paling berharga adalah keluarga. Mutiara yang paling indah adalah keluarga.